ANTANANARIVO, Walaupun negara kecil, posisi geo-politik Madagaskar cukup vital di mata dunia internasional. Letaknya yang berada di lintasan perniagaan laut dunia, memang sangat strategis. Sejak abad 10, para pengembara Arab sudah merambah kawasan itu. Bahkan kisah "Sinbad The Sailor" yang terkenal sebagai bagian kisah "Seribu Satu Malam", diperkirakan berlatar-belakang pulau Madagaskar.
Para antropolog memperkirakan, etnis Malagasi, penduduk asli dan mayoritas di Madagaskar, memiliki hubungan keturunan dengan suku bangsa dari suatu tempat di Indonesia. Kemungkinan suku Bugis atau Bajo, yang sejak dulu piawai mengarungi lautan dan melakukan perdagangan antarbenua.
Namun jejak genetikanya belum tertelusuri secara meyakinkan, karena cepatnya arus migrasi dan perbauran penduduk di pulau tersebut. Para imigran itu membentuk kelompok dan kelas masyarakat baru di Madagaskar, yang mendapat kemerdekaan dari Prancis tahun1960.
Devisa utama Madagaskar bersumber dari pertanian. Terutama padi, singkong, vanili, cengkeh, dll. Hasil tambang grafit merupakan terbesar di dunia. Pada tahun1980, ditemukan sumber minyak bumi dan mineral lain berupa bauksit, emas, dan batu mulia. Belum dieksploitasi besar-besaran, namun sudah menjadi incaran para investor.
Mungkinkah pertarungan ambisi dua tokoh Madagaskar – Presiden Marc Ravalomanana, dengan Wali Kota Antananarivo, Andry Rajoelina – didasari oleh kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan harta terpendam itu? Dan para pemilik modal, calon investor ikut bermain di dalamnya? Sebab, mustahil Wali Kota Rajoeli mampu menjadi oposisi yang tiba-tiba sanggup mengerahkan massa untuk mengguncang Madagaskar, jika tidak ada yang mendorong secara finansial? Juga mustahil Presiden Ravalomanana mampu menggalang pertahanan serta memanfaatkan media jika tidak memiliki dana berlimpah?
Madagaskar, sebagaimana negara-negara Afrika lain yang kerap dilanda kemelut pemerintahan, sedang menunggu ujung penyelesaian. Negara "cengkeh" dan punya "hubungan darah" dengan Indonesia itu, sedang mencari penyelamatan nasib dari ujung tanduk. (Usro/A-147)***
Para antropolog memperkirakan, etnis Malagasi, penduduk asli dan mayoritas di Madagaskar, memiliki hubungan keturunan dengan suku bangsa dari suatu tempat di Indonesia. Kemungkinan suku Bugis atau Bajo, yang sejak dulu piawai mengarungi lautan dan melakukan perdagangan antarbenua.
Namun jejak genetikanya belum tertelusuri secara meyakinkan, karena cepatnya arus migrasi dan perbauran penduduk di pulau tersebut. Para imigran itu membentuk kelompok dan kelas masyarakat baru di Madagaskar, yang mendapat kemerdekaan dari Prancis tahun1960.
Devisa utama Madagaskar bersumber dari pertanian. Terutama padi, singkong, vanili, cengkeh, dll. Hasil tambang grafit merupakan terbesar di dunia. Pada tahun1980, ditemukan sumber minyak bumi dan mineral lain berupa bauksit, emas, dan batu mulia. Belum dieksploitasi besar-besaran, namun sudah menjadi incaran para investor.
Mungkinkah pertarungan ambisi dua tokoh Madagaskar – Presiden Marc Ravalomanana, dengan Wali Kota Antananarivo, Andry Rajoelina – didasari oleh kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan harta terpendam itu? Dan para pemilik modal, calon investor ikut bermain di dalamnya? Sebab, mustahil Wali Kota Rajoeli mampu menjadi oposisi yang tiba-tiba sanggup mengerahkan massa untuk mengguncang Madagaskar, jika tidak ada yang mendorong secara finansial? Juga mustahil Presiden Ravalomanana mampu menggalang pertahanan serta memanfaatkan media jika tidak memiliki dana berlimpah?
Madagaskar, sebagaimana negara-negara Afrika lain yang kerap dilanda kemelut pemerintahan, sedang menunggu ujung penyelesaian. Negara "cengkeh" dan punya "hubungan darah" dengan Indonesia itu, sedang mencari penyelamatan nasib dari ujung tanduk. (Usro/A-147)***
Ahmad Mutakabbir :
Seluruh Artikel seputar Tutorial Blog, Tips Facebook, Download Antivirus, serta informasi komputer dan internet disajikan secara gratis dan bebas iklan.
0 comments:
Tinggalkan Komentar